Selasa, 17 Mei 2011

Profil Armada Band dan Foto Rizal Sang Vokalis – digawangi oleh Rizal (vokal), Andith (drum), Endra (bass), Mai (gitar) dan Radha (gitar). Band ini sebelumnya bernama Kertas.
Kertas kemudian melejit menjadi salah satu band yang diperhitungkan di Palembang. Beberapa festival mereka ikuti dan hasilnya tidak mengecewakan. Dari beberapa prestasi yang mereka raih yakni, Rizal dinobatkan sebagai The Best Vocalist Festival Cyberb Tech Universitas Bina Dharma 2004 dan juga jadi finalis 3 Besar Dream Band 2005 untuk Daerah Jakarta dan Bandung.
Seiring dengan prestasi yang diraih, cukup banyak tawaran manggung. Sampai suatu ketika, saat mereka manggung di satu daerah di Sumatera, seorang produser dari Jakarta menawari mereka untuk rekaman album dan hijrah ke Jakarta.
Tawaran itu langsung mereka terima dan mereka pun ‘terbang’ ke Jakarta. Mereka merilis album perdana bertajuk “Kekasih Yang Tak Dianggap” pada November 2006 yang membuat band ini mendadak ngetop di blantika musik Indonesia. Penggarapan album perdana ini banyak dibantu musisi senior seperti Adith The Fly, Benny Vena, Ian Protonema, Heydie Ibrahim eks Power Slaves, DD Crow Roxx, dan Andy Juliet.
Euforia rekaman album perdana tersebut, membuat personel KERTAS Band terlena. Kontrak album tidak dipelajari dengan seksama, termasuk soal royalti dan pembagian honor manggung. Alhasil, ketika kemudian muncul pertanyaan soal itu, label “berkilah” sudah diatur semua di kontrak.
Kini, sembari menjalani proses hukum yang terjadi dengan label lamanya, anak-anak KERTAS Band mencoba “lahir” baru. Diawali dengan perubahan nama menjadi ARMADA Band. Sayangnya, karena “stres” lantaran menghadapi persoalan hukum, Argha memilih kembali ke Palembang. “Dia sedih banget, sampai akhirnya pilih balik ke Palembang,” jelas sang drumer, Andhit.
ARMADA langsung masuk ke manajemen baru. Tentu belajar dari pengalaman, kini mereka lebih berhati-hati membaca kontrak dan semua perjanjian yang menyangkut nasib band ini. “Kita sadar kok, kalau dengan ini artinya kita kembali lagi ke awal atau nol lagi,” kata Rizal.

Minggu, 15 Mei 2011

PENGALAMAN PERTAMA DAN TERINDAH D"MASIV

Picture Sampai di Cubitin Fans
Pengalaman di Cianjur, mungkin akan terus membekas dan tak akan terlupakan bagi personil D’Masiv. Bagaimana tidak, pertama kali manggung dan disaksikan ribuan penonton yang ikut bernyanyi, merupakan penghargaan yang tak pernah terbayangkan, bahkan cukup untuk membuat Rian Sang Vokalis meneteskan air mata harunya.

Jika ada yang lebih berjasa bagi D’Masiv, sang ayah dari Rian lah mungkin orang nya. Bagaimana tidak, disela aktivitas nya sehari-hari, beliau selalu mendampingi Band asal Jakarta ini Sampai dikenal banyak orang seperti Saat ini.

“Awalnya, Om Daniel (Ayah Rian) yang memberi semangat dan dorongan buat kita untuk lebih berkembang. Beliau juga yang mendorong kita untuk mengikuti festival yang akhirnya kami menangkan,” jelas Wahyu, sang Drumer.
Jauh sebelum band ini popular, Rian, Kiki, Wahyu, Rama dan Rai hanyalah anak sekelompok anak muda yang suka nongkrong bareng. Rumah yang sekomplek, membuat jadwal kongkow mereka tak pernah terlewati. Hingga sampai akhirnya, mereka sepakat membuat band, untuk mengisi waktu mereka. Terlebih kelima personil Anak muda ini memiliki hobi yang sama.

Nama D’Masiv konon diambil sesuai dengan harapan kelima pemuda asal Jakarta ini. “D (the) dan Masiv, jika diartikan adalah sesuatu yang akan menjadi besar. Dan itulah keinginan yang ingin kita raih,” jelas Rian.

Terangkatnya band ini dengan cepat, membuat banyak orang tak sedikit yang memprediksikan band ini akan cepat tenggelam. Bagi Rian, kesempatan tak akan datang dua kali, dan jika di hadapi dengan solid dengan karya inovasi ia yakin hal tersebut tak selalu benar. “Pada dasarnya kita tak ingin menyia-nyiakan kesempatan. Setiap ada peluang akan kita manfaatkan sebaik mungkin dengan rasa optimisme dan hubungan yang solid antar personil,” papar Vokalis yang selalu tampil enerjik ini
Sebagai band pendatang baru, D'Massive berbangga hati bisa manggung bersama sederet band ternama. Personel D'Massive makin bangga dan menangis haru karena penonton hapal lagu mereka. Belakangan ini, D'Massive tergabung dalam sebuah acara musik yang juga menghadirkan band-band besar seperti Peterpan, Nidji, dan Andra & The Backbone. Mereka mengunjungi beberapa kota di Indonesia. "Waktu manggung pertama di Cianjur, aku sempat mengira sambutannya biasa saja. Sebab, kita merasa nggak bakal diperhitungkan dibandingkan band barengan kita yang sudah terkenal. Tapi, di luar dugaan, sambutannya luar biasa," tutur Rian bahagia, usai syuting di Atrium Senen, Jakarta Pusat, Rabu (2/4/2008). Rian sempat menangis saat penonton melantunkan hits D'Massive. Mereka tak menyangka para penonton ternyata hapal lagu mereka, Cinta Ini Membunuhku. Walau mendapat respons positif dari penonton, Rian mewakili personel D'Massive, Kiki (gitar), Rama (gitar), Why (drum), dan Rai (bass), berjanji sikapnya tak akan berubah mengikuti ketenaran. "Yang berubah hanya kehidupan kita, bukan sikap. Malah kita sekarang kalau bersikap ingin lebih down to earth," tandas Rian
t
i
3
p
a
c
s